Seperti kebanyakan masyarakat di Indonesia, mengunjungi negara-negara maupun kota-kota lain di dunia apalagi kota-kota di Eropa, bagi saya hampir tidak pernah terpikirkan, alasan finansial serta perbedaan nilai mata uang yang ada, membuat mimpi itu sangat sulit terwujud. Kunjungan tamu dari negara Belanda, tepatnya mahasiswa Fontys Hogeschool Eindhoven (Eindhoven), memicu rasa ingin tahu saya terhadap kota tempat tinggal mereka. Berkat fasilitas Google Map dan Streetview saya dapat sedikit mengintip kota Eindhoven dan sedikit melakukan perbandingan antara kota Eindhoven dengan kota Yogyakarta. 


Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) adalah sebuah provinsi yang memiliki 4 Kabupaten (Sleman, Kulonprogo, Bantul dan Gunung Kidul) dan 1 Kotamadya (Yogyakarta).  


Kotamadya Yogyakarta itu sendiri, terletak di tengah-tengah D.I.Y, diapit oleh Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, yang secara administratif memiliki luas wilayah 32.5 km2  berpenduduk 388,088 jiwa. Pada perkembangannya, setelah dibangunnya Ring Road yang mengelilingi Kotamadya Yogyakarta, serta memotong sebagian kecil area Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, luas daerah urban di D.I.Y  menjadi meluas. Bagian dalam area yang dikelilingi oleh Ring Road, menjadi pusat keramaian atau perkotaan di D.I.Y. Bila diukur dengan menggunakan aplikasi/software Google Earth, area bagian dalam Ring Road Yogyakarta memiliki luas kurang lebih 82 km2. 


Eindhoven Kota dengan luas 88.84 km2 dan berpenduduk 217,192 (sensus 2010) merupakan kota yang terletak di provinsi North Brabant.  


Bila membandingkan luasan kota Eindhoven dengan luasan area perkotaan di Yogyakarta (daerah dibagian dalam Ring Road Yogyakarta), maka kita akan dapat melihat bahwa keduanya memiliki luasan yang hampir sama. Namun keduanya memiliki berbagai macam perbedaan, dari segi jumlah penduduk, penduduk kota Yogyakarta 2 kali lebih besar dari penduduk kota Eindhoven. Serta masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang dapat kita temukan pada kedua kota tersebut. Karakteristik fisik, sosial, tata kota dan lain sebagainya.

Saya sadar tulisan ini adalah jauh dari istilah riset, tulisan ini hanyalah merupakan latihan bagi saya untuk melatih kejelian saya dalam mengamati dan membandingkan kedua hal, serta latihan untuk menuangkan pikiran dalam sebuah blog, yang mungkin pada akhirnya dapat diarahkan menjadi suatu riset atau karya ilmiah, dengan harapan bahwa nantinya temuan yang didapat dengan membandingkan kedua kota tersebut dapat dijadikan referensi bagi perkembangan kota Yogyakarta.